Senin, 24 Agustus 2015

Segenap Rasa

"Sudah saatnya hati ini tak bergantung lagi padamu
Hampir satu tahun aku tak merasakan siapa diriku sebenarnya
Aku terlalu cinta, dan aku teramat sayang hingga aku lupa bagaimana caranya bangkit ketika aku jatuh karena cintamu, cintaku
Namun kembali harus ku ketahui bahwa aku ataupun kau tidak akan pernah bersama"
                    ..............
Sayang, jika bertemu sempatkanlah sedikit waktumu untuk menatap mataku
Aku ingat dulu saat kau begitu dalam menatapku hingga air matamu menetes
Aku begitu merasakan hangatnya kasihmu
Sayang, aku kecewa dengan sikapmu, caramu memperlakukanku kini
Tapi lagi-lagi harus kusadari, hidup adalah pilihan dan pilihanmu adalah untuk tidak bersamaku lagi
Sayang, kau begitu dingin bahkan dinginmu menyakitkan
Aku takut dan tak kuat akan dingin
Tapi entah, aku begitu tahan dengan sikap dinginmu
Aku, kini  sedang mempersiapkan diri
Ku lakukan yang aku bisa untukmu
Sampai kau memperoleh gelar dan aku begitu yakin aku baru benar benar bisa sepenuhnya merelakanmu


Masih ku ingat semua katamu, bahwa hanya aku tempatmu untuk kembali
Bahkan aku harus melepas seorang yang tulus mencintaiku demi kau yang ku cintai
Kau bagian dari hidupku, penyemangatku setelah keluargaku
Tapi kini, tak berarti lagi kata-katamu itu, kata yang kau ucap bersama air matamu
Atas nama agama, atas nama kebenaran, atas nama masa depan kau melepasku, menghempasku, jauh sangat jauh hingga aku hampir mati.
Bagaimana deskripsi cinta yang benar? Kalau hati tak bisa dibohongi apa harus aku berpaling, berbohong untuk mencintai yang lain?

Dengan segenap hati, aku begitu merindukanmu...

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar